Teknologi Informasi, Inovasi bagi Dunia Pendidikan
I. TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Motavasi Dalam Dunia Pendidikan Motivasi adalah suatu cara yang menjelaskan bagaimana orang menanggapi suatu keadaan, bagaimana mereka secara langsung berperilaku atau bertingkah laku dalam menanggapi sebuah kejadian, dan bagaimana mereka mengkondisikan dalam waktu yang lama ( Ball, 1982 dalam Kennett, 1999 ). Sedangkan menurut Suryabrata, 2004 motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas – aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu di dorong oleh sesuatu kekuatan dalam diri orang itu, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut sebagai motivasi. Dengan kata lain motivasi akan memutuskan mengapa seorang individu menjadi tertarik dan bereaksi terhadap berbagai kejadian yang berbeda dan mendapatkan perhatian ( Kennet, 1999 ). Dalam memberikan keputusan sebagai seorang guru, kita harus dapat dengan cepat memberikan motivasi untuk anak didik kita. Motivasi pada dasarnya adalah seperi menemukan jawaban dari buku pedoman, kembali ke kelas, mengerjakan ujian, membersihkan ruang dalam rumah atau apartemen serta berada dalam suatu pesta. Adanya motivasi akan membantu siswa memfokuskan diri dalam belajar ( Pintrich and Garcia, 1992 dalam Kennett, 1999 ). Motivasi adalah salah satu karakteristik dari beberapa manusia yang mempengaruhi tingkah laku siswa dan motivasi umumnya berhubungan dengan siswa lain, termasuk keinginan terhadap pengetahuan, konsep individu dan nilai – nilai. Motivasi adalah ketertarikan seorang siswa untuk belajar dan mengerjakan tugas serta materi akademik, sedangkan motivasi dalam kelas adalah suatu metode yang digunakan guru untuk memotivasi ( membuat siswa tertarik ) terhadap materi seperti memberikan pelajaran tambahan ( insentif ) untuk siswa agar mendapatkan nilai yang lebih baik. Ada beberapa teori dari motivasi, diantara ada tiga teori umum motivasi yaitu teori behaviorisme, teori kognitif dan teori humanistik. Diantara ketiga teori tersebut saling berhubungan dan akan dapat menambah pengetahuan kita tentang motivasi siswa ( Kennett, 1999 ). Kendala Informasi Onine Dalam Dunia Pendidikan Semakin banyaknya informasi digital yang tersedia secara online, memberikan efek positif bagi kegiatan bisnis, penelitian dan terutama pendidikan. Namun dalam prakteknya, sebenarnya masih banyak masalah yang dihadapi di Indonesia. Adapun masalah yang kerap dihadapi yaitu: 2. Hak Cipta 6. Kurangnya Sarana dan Pengetahuan Selain masalah tersebut masih banyak hal-hal lain yang perlu diperhatikan. Namun, jangan sampai kendala-kendala tersebut menjadi penghalang bagi kita untuk terus mengembangkan dunia pendidikan di Indonesia UU BHP Bagi Dunia Pendidikan KitaAksi unjuk rasa yang berakhir ricuh memang sering mewarnai informasi yang diberikan oleh media saat ini. Bentrokan sempat terjadi dalam aksi demo lantaran mahasiswa menolak diberlakukannya UU Badan Hukum Pendidikan. Mereka mendesak pemerintah dan DPR untuk mencabut undang-undang tersebut karena dinilai tidak akan memajukan dunia pendidikan yang saat ini memang sudah terpuruk. Mahalnya biaya pendidikan saat ini membuat banyak masyarakat semakin mempertimbangkan lagi pentingnya sebuah pendidikan. Undang-undang yang baru saja disahkan oleh pemerintah ternyata malah mengundang kontroversi. Banyak pihak yang tidak setuju dengan UU BHP ini. Karena pengesahan ini membuat biaya pendidikan semakin mahal dan tidak terakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam UU ini, berisi otonomi yang diberikan oleh UU BHP harus dilandasi oleh prinsip-prinsip seperti nirlaba, akuntabilitas, transparan, jaminan mutu dan seterusnya yang memastikan tidak memperbolehkan bahkan mengharamkan adanya komersialisasi dalam BHP. Namun prinsip tersebut belum dapat direalisasikan, dan yang ada pada akhirnya BHP melegasisasi suatu kesempatan kepada satuan pendidikan untuk memberi peluang bagi calon mahasiswa berkapasitas intelegensia rendah untuk mengambil kursi mahasiswa lain yang berkualitas tinggi jika mampu memberi imbalan tertentu. Dunia pendidikan bagi sebagian masyarakat kita masih mahal harganya, apalagi ditambah dengan adanya UU BHP ini. Memasuki bangku pendidikan tinggi di sebuah universitas ternyata juga tidak menjamin seseorang itu dapat meraih sukses dalam mencari pekerjaan. Pilihan universitas dan fakultas yang tidak melulu dinilai dari prestisiusnya, dan tak ada salahnya memilih fakultas kejuruan yang dapat mengasah kemampuan kita dalam bidang tertentu. Persaingan dalam dunia kerja tak selalu dinilai dari alumnus sebuah universitas negeri atau swasta terkemuka. Tapi lebih kepada kompetensi kita sebagai individu. Karena itu, kita sebagai generasi muda haruslah lebih cerdas dalam memilih sebuah institusi pendidikan. Tak hanya bisa menyalahkan pemerintah saja, namun harus ada tindakan nyata dari generasi muda untuk dapat mewujudkan kehidupan pendidikan yang lebih baik. Knowledge Management dan Dunia Pendidikan 12 Desember 2006 setelah subuh berangkat ke Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung untuk mengisi seminar yang mengambil tema Implementasi Knowledge Management di Perguruan Tinggi. Alhamdulillah ada Udin yang memberi kesempatan saya bisa tidur di mobil karena dia yang pegang kemudi dari Bekasi sampai Bandung Yang menarik bahwa acara seminar ini di dukung struktural Unpad, bahkan Rektor Unpad menyempatkan diri hadir untuk membuka acara. Tentu kita harus berterima kasih atas kerja keras mas Eddy Nurmanto sebagai penyelenggara dan provokator seminar sehingga bisa sukses seperti ini Acara diselenggarakan di Gedung Perpustakaan Pusat (CISRAL) Unpad, yang dipimpin oleh bu Nurpilihan. Konon kabarnya bu Nurpilihan ini adalah jago lobi dan networkingnya cukup baik, dibuktikan dengan beberapa inovasi mengembangkan CISRAL menjadi lebih modern dan dinamis. Jujur saja sudah ratusan seminar saya datangi, baru kali ini saya sangat enjoy dengan setting tempat seminar Posisi pembicara yang dekat dengan peserta, model tempat duduk ala talkshow dan layar presentasi di 3-4 posisi, sangat menyenangkan bagi saya. Mungkin ini karena saya punya kebiasaaan berbicara sambil berdiri dan jalan ke sana sini dan memaksimalkan image dan animasi di presentasi Di seminar ini, saya tampil bersama pak A. Mukti Soma (AVP. Knowledge Management PT Telkom) yang membawakan materi bagaimana knowledge management di implementasikan di PT Telkom. Sesuai hasil diskusi dengan panitia, saya membawakan materi yang mengenalkan secara mudah kepada masyarakat apa dan mengapa knowledge management (pengelolaan pengetahuan), apa masalah yang ada di implementasi knowledge management untuk dunia pendidikan, dan yang terakhir juga panitia minta saya untuk men-share pengembangan IlmuKomputer.Com sebagai implementasi knowledge management dan learning organization (organisasi pembelajar) yang cukup riil. Pertanyaan dan diskusi juga berlangsung cukup menarik dan konstruktif. Ini saya pikir karena peserta sangat beragam, ada yang mahasiswa, dosen, dan kalangan industri. Saking excitingnya saya sampai lupa bagi hadiah CD IlmuKomputer.Com yang biasa saya berikan kepada peserta yang aktif bertanya. Sampai di Jakarta baru ingat bawa kembali CD IlmuKomputer.Com Di akhir acara, sempat ngobrol dengan beberapa wartawan dari Kompas, Pikiran Rakyat, Tribun, dsb. Belum ngerti dipublish atau tidak, paling tidak hasil searching saya ketemu:
Materi bisa di download dari link ini. Seperti biasa banyak slide yang terpaksa saya delete untuk mengecilkan ukuran file. Silakan di download kalau ada yang tertarik.
Bagi para pencari kerja khususnya yang mencari kerja pada Pegawai Negeri, ada kabar yang sangat menggemberikan karena pada tahun 2009 ini dibutuhkan 3 kali lipat dari pada tahun 2008, karena pada tahun 2008 sampai 2010 jumlah Pegawai Negeri yang telah sampai pada masa purna tugas atau Pensiun mencapai angka 20% dari jumlah keseluruhan PNS diIndonesia, maka untuk mengisi kekosongan itu Pemerintah pada tahun 2009 ini membutuhkan sekitar 900.000 CPNS, tapi sayangnya bagi yang hanya lulusan SMP tidak ada formasi pada tahun 2009, jadi yang dibutuhkan hanya lulusan mulai SLTA (SMA & SMK), S-1 dan S-2, formasi Guru/pendidikan menempati posisi pertama, keahlian di bidang Ekonomi di posisi berikutnya yang diikuti oleh tenaga kesehatan. untuk lebih detailnya berikut adalah daftar formasi dan jumlah yang dibutuhkan tiap-tiap departemen dan tiap-tiapPembkab serta Pemkot; Departemen Agama Departemen Dalam Negeri Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral Departemen Luar Negeri Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia Departemen Kehutanan Departemen Kesehatan Departemen Keuangan Departemen Kelautan Dan Perikanan Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Komunikasi Dan Informatika Departemen Pekerjaan Umum Departemen Perhubungan Departemen Pendidikan Nasional Departemen Perdagangan Departemen Pertanian Departemen Pertahanan Departemen Perindustrian Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi 2 Tabiat Dunia Kerja Yang Harus Anda Ketahui Berikut ini adalah beberapa tabiat dunia kerja yg Anda harus tahu agar bisa menyiasatinya, khususnya bagi Anda2 yg baru mau terjun di dunia kerja. Beberapa darinya mungkin Anda ndak suka, atau bahkan tidak bersepakat dengannya. Apapun deh, nyatanya semua yang disampaikan di sini benar2 terjadi di dunia kerja. 1. Anda Pasti Akan Dibayar Seminimal MungkinPerlu teknik negosiasi gaji yg mantap untuk mendapatkan gaji yg diinginkan, karena dengan jabatan yg sama, gaji bisa beda jauh. Buat yg sudah kerja, ini tentu sudah jadi pengetahuan umum. Tapi bagi yg belum pernah bekerja, mereka pikir bukannya gaji di perusahaan udah ada standarnya. Mereka pada bertanya, “Kenapa kok bisa gitu?” Jadi gimana dong? Secara umum, Anda memang perlu membangun CV yg benar-benar berkilau dan berani proaktif. Proaktif dalam artian Anda perlu mengajukan diri untuk tangani project, ambil tanggung jawab lebih, keluarkan saran2 bermutu, sambil kadang2 menelan harga diri dan bersikap kompromis terhadap sikap/keputusan atasan. 2. Anda “Ndak Kan Bisa” Ndapetin Banyak Uang Slama Masih Kerja Buat Orang LainAda berapa banyak sih jumlah manajer senior di tempat kerja Anda? Dan bagaimana juga di tempat lain? Rasionya paling2 berkisar antara 40:1 sampe 200:1. Seperti yg dikatakan oleh sangTuti, cuman sedikit saja karyawan yg bisa dapet 80 juta-an per bulan. Jadi bila Anda bisa dapatkan pendidikan, latar belakang, kemampuan, koneksi dan barangkali “keberuntungan” yg sama seperti mereka, itu lah yang akan mempertinggi peluang Anda untuk bisa dapatkan uang sebesar yg mereka dapat. Tapi bila Anda ndak punya salah satu apalagi beberapa darinya, peluang Anda pun jadi menurun tajam. Jadi sekarang silahkan bertanya pada diri sendiri, mau nunggu sampai kapan sampe bisa ndapetin gaji seperti atasan2 Anda? Begitu sudah waktunya Anda dapet uang yang sama seperti mereka, jangan2 sudah keburu mau pensiun. Padahal Anda kan mau uangnya sekarang - pengen beli rumah, nyekolahkan anak, dst dst. Jadi, apa yg bisa dilakukan? Atau Anda bisa masuk ke sektor usaha yg prospektif mendatangkan banyak uang seperti informatika atau finance. Masing2nya membutuhkan spesialisasi dan upaya investasi -waktu, biaya- belajar yg lumayan. Dan harus dipastikan dulu bahwa Anda bisa benar2 menikmatinya. Atau Anda bisa seriusi hobi Anda untuk temukan cara2 yg bisa beri kemanfaatan bagi orang lain dan jadi ahli di sana. Buka mata dan telinga lebar2, ngobrol2 dg teman, cari2 sapa yg kira2 bisa diajak bisnis bareng. Inget2 apa sih yg bisa dipelajari dari atasan yg bisa diterapkan di luar? Ada ngga kerjaan di perusahaan yg bisa Anda lakukan secara lebih baik dan murah? Ada ngga gagasan luar biasa yg tidak diloloskan oleh pihak manajemen? Akumulasikan apa2 yg Anda tahu, sapa tahu itu bakal berguna. Bangku Kuliah Dan Dunia Kerja Musim penerimaan mahasiswa baru (maba) telah tiba. Hampir semua perguruan tinggi (PT), baik negeri maupun swasta, berlomba-lomba menggaet calon maba. Sebagaimana tahun sebelumnya, jurusan ’’favorit’’ seperti kedokteran, keguruan, ekonomi, hukum, dan teknik kebanjiran pendaftar. Sebaliknya, jurusan ilmu sosial dan pertanian sepi peminat. TINGGINYA animo masyarakat pada jurusan favorit dan ’’siap kerja’’ itu bukan tanpa sebab. Para prang tua tentu tidak ingin anaknya hanya menganggur, selepas lulus kuliah, karena ijazahnya ’’tidak laku’’ untuk mencari kerja. Pertanyaannya, apakah dengan masuk jurusan favorit, mereka nantinya bisa langsung bekerja? Langkah apa yang mesti dilakukan para mahasiswa agar bisa sukses setelah lulus kuliah? Sebenarnya kuliah, termasuk di jurusan favorit, belum tentu menjamin masa depan yang cerah, khususnya dikaitkan dengan orientasi kerja. Pasalnya, setiap tahun terjadi ketimpangan antara jenis keahlian yang ditawarkan perguruan tinggi dan minimnya kesempatan kerja yang ada. Penyebab mismatch itu bisa bervariasi, dan tergantung dari sudut pandang mana. Jika dilihat dari aspek kurikulum, misalnya, ketimpangan terjadi karena kurikulum yang diterapkan PT sudah ketinggalan zaman, atau tak adaptif dengan dunia kerja. Ketika dunia kerja meniscayakan tenaga kerja terampil dan berdedikasi tinggi, kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia hanya mampu membentuk mahasiswa yang terampil dalam aspek pengetahuan (kognitif) saja. Akibat kurikulum yang tak adaptif, angka pengangguran dari kalangan sarjana terus meningkat. Berdasarkan data BPS (2007), jumlah sarjana menganggur pada tahun 2004 tercatat 348.000 orang, kemudian naik menjadi 385.418 orang (2005), 673.628 orang (2006), dan 740.206 orang (2007). Fenomena ini tentu harus disikapi secara jeli dan kreatif, entah dari calon mahasiswa, orang tua, pengelola PT, maupun pemerintah sebagai stakeholder pendidikan bangsa. Yang terpenting, ada beberapa upaya yang mesti mereka lakukan. Membuka Diri Pertama, sejak awal mahasiswa harus menyadari bahwa kuliah bukan segalanya. Artinya, mereka harus mau membuka diri, cerdas menyiasati peluang, kreatif mencari kiat, trik, atau ilmu-ilmu praktis yang berguna untuk kehidupan kelak. Benar bahwa kuliah tidak boleh ditinggalkan. Tetapi tidak ada salahnya jika sekali waktu mahasiswa juga mengikuti berbagai training sumber daya manusia, peningkatan kemampuan finansial, dan kewirausahaan. Pentingnya mengikuti pelatihan, di samping kuliah, karena fakta di lapangan menunjukkan lulusan PT tidak seluruhnya siap kerja. Hasil studi Blau dan Duncan (1967) di AS, Mark Blaug (1974) di Inggris, dan Cummings (1980) di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang tak jauh berbeda antara negara maju dan negara berkembang. Artinya, pendidikan formal hanya memberi kontribusi lebih kecil terhadap status pekerjaan dan penghasilan, daripada faktor-faktor lain di luar sekolah seperti pelatihan dan pengalaman. Banyak kasus bahwa dunia industri harus melatih mereka terlebih dulu dalam waktu yang relatif lama. Ketika masih duduk di bangku kuliah, tidak ada salahnya membekali diri dengan berbagai keterampilan. Misal, keterampilan bahasa asing, komputer, finansial, keahlian berkomunikasi, jaringan kerja (networks), dan sebagainya. Singkatnya, semasa kuliah, mahasiswa harus prihatin, kritis, kreatif, dan tidak hanya menjadi ’’anak mama’’, yang rutinitasnya hanya hura-hura dengan uang kiriman, atau asal datang, duduk dan dengar (D3) ketika dosen memberi kuliah. Jiwa Kewirausahaan Kedua, dengan memasukkan anak ke perguruan tinggi, bukan berarti orang tua lepas tugas. Sebaliknya, mereka justru harus membekali putra-putrinya dengan semangat dan jiwa kewirausahaan. Pasalnya, semangat dan jiwa itu merupakan modal utama yang akan memberi kontribusi besar bagi kesuksesan hidup anaknya, kelak. Misalnya di masa liburan, orang tua harus mengarahkan anaknya untuk magang kerja di sektor kerajinan atau industri rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya. Kegiatan magang dimaksudkan agar mahasiswa tidak terputus dari kenyataan kehidupan, terutama dari dunia kerja. Ilmu yang dipelajari di bangku kuliah pun tidak kehilangan referensi dari kehidupan nyata. Ketiga, para pengelola perguruan tinggi —didukung pemerintah— harus menjalin kerja sama dengan dunia industri/dunia kerja. Dalam kerja sama yang saling menguntungkan, perguruan tinggi bisa membuat kurikulum dan model pembelajaran yang lebih adaptif dengan kebutuhan dunia kerja. Lebih dari itu, mahasiswa bisa diikutkan bekerja atau magang di perusahaan mitra. Mengenyam pendidikan di bangku kuliah saat ini memang tidak mudah. Tetapi jauh lebih susah memilih PT yang tepat. Maka, orang tua dan calon mahasiswa harus jeli memilih perguruan tinggi, jangan asal masuk saja. Sebelum mendaftar, mereka harus mencermati kualitas PT, akriditasi jurusan, dan peluang kerja dari jurusan itu. Kejelian ini diperlukan agar ketika lulus nanti, orang tua dan mahasisawa tidak kecewa atau menyesal. Semoga ! (Agus Wibowo, penulis buku ’’Malpraktik Pendidikan’’ (2008), mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta-32) Dunia Kerja Membutuhkan Individu Kreatif09 Juni 2009 Laporan oleh: Anton Sumantri [Unpad.ac.id, 9/06] Setiap individu harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan jaman sehingga mampu memunculkan kompetensi dirinya di tengah persaingan dengan individu lainnya. Keunggulan daya saing itu yang akan menjadi kunci seseorang dalam mengarungi dunia kerja setelah lulus kuliah. Demikian salah satu kesimpulan yang mencuat dalam talk show Unpad JobExpo 2009 bertema “Success Story Alumni Unpad” di Grha Sanusi Hardjadinata Selasa (9/11). Talk show yang dipandu oleh Fenny Anggraeni Sofyan, mahasiswi FISIP Unpad yang juga bekerja di TvOne ini mengetengahkan alumni-alumni Unpad yang telah berhasil dalam karir masing-masing sebagai pembicara. Mereka adalah Achirina (PT. Garuda Indonesia), Nina Kurniasih Aziz (Bank Indonesia), dan Erry Riyana Hardjapamekas (Komisaris Utama BNI). Achirina mengatakan, dalam dunia kerja, setiap orang dituntut untuk selalu memiliki kinerja unggul. “Perubahan akan selalu ada dan kita harus bisa mengikuti perubahan, artinya kita harus selalu terbuka dengan pengetahuan-pengetahuan baru,” ujarnya. Alumni Akuntansi, FE Unpad angkatan 1976 ini juga menceritakan awal dirinya memulai karir di PT. Garuda Indonesia. “Dulu sewaktu pertama kali saya masuk, saya pikir pembukuan di sana sudah bagus, tapi ternyata masih ada beberapa yang harus saya benahi. Akhirnya dengan berbekal ilmu yang saya dapatkan di perkuliahan, saya berinisiatif untuk memperbaikinya. Di sini terlihat sekali bahwa insiatif, kreativitas dan inovasi sangat dibutuhkan di bidang pekerjaan apapun. Tidak ada yang tidak bisa, yang penting sejauh mana kita menggali potensi diri dan informasi. Jangan cengeng dan satu lagi, integritas paling penting!” jelasnya. Sementara itu, Nina Kurniasih Aziz mengaku bahwa dirinya belum pernah sama sekali melamar pekerjaan. Pekerjaan yang ia dapatkan di BI sekarang ini adalah buah dari pergaulannya yang luas dan luwes. Ia sendiri mengaku sering sekali mengikuti berbagai kegiatan di kampus. “Pokoknya setia ada kumpul-kumpul di lingkungan kampus Unpad, saya ada di situ. Berbagai kepanitiaan saya jalani. Selain aktif di Unit Hoki Unpad (UHU) dan Atletik, saya juga aktif di salah satu majalah kampus. Tapi saya mempunyai prioritas dan saya commit dengan itu. Pendek kata, saya gaul tapi berkomitmen dengan prioritas, mungkin karena hal itu saya kemudian ditawari bekerja di BI,” ujar alumni Ekonomi Studi Pembangunan, FE Unpad. Erry Riyana Hardjapamekas mengatakan, terdapat 3 bahasa yang harus dikuasai ketika memasuki abad ke-21. Bahasa tersebut adalah Bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa komputer. “Ketiga bahasa tersebut harus dikuasasi oleh kita semua. Hal itu merupakan sudah menjadi kewajiban yang harus dipenuhi oleh kita,” tuturnya. Ia juga menambahkan, kelulusan bukanlah akhir, namun gerbang menuju dunia baru yang lebih menantang. “jangan pernah berhenti belajar. Kita harus siap dengan inovasi-inovasi yang muncul, bahkan kita juga harus menciptakan inovasi. Kreativitas harus tetap diasah. Selain itu, kemampuan berhubungan secara interpersonal juga penting. Sebagus apapun inovasi atau pemikiran kita, jika tidak disampaikan dengan baik maka inovasi kita itu bisa saja berujung di tong sampah. Kejujuran juga harus dijunjung tinggi. Jika kita jujur, kita tidak akan merasa memiliki beban dan dipercaya. Hal ini juga berimbas pada kinerja kita” ujarnya. |